Kalau ada satu momen yang bikin timeline VALORANT internasional langsung panas di akhir tahun, jawabannya jelas: Paper Rex ngalahin Gen.G di grand final VALORANT Radiant International Invitational 2025.
Bukan cuma soal trofi, tapi soal statement. Soal mental. Soal pesan keras ke seluruh ekosistem VCT bahwa Paper Rex belum ke mana-mana.
Buat yang ngikutin skena VALORANT di Website Maniaslot, kemenangan ini terasa spesial. Gen.G datang ke turnamen dengan status “raja pra-musim”, rekor bersih, dan kepercayaan diri tinggi. Paper Rex? Datang dengan satu wajah baru, satu pertanyaan besar, dan satu misi: membuktikan konsistensi.
Dan jawabannya? Tuntas.
Radiant Invitational 2025: Turnamen Pemanasan yang Terasa Serius

Secara label, Radiant International Invitational 2025 memang hanya termasuk turnamen pra-musim. Tapi jangan salah kaprah. Line-up pesertanya bukan kaleng-kaleng.
Enam tim dari tiga region besar turun gunung:
- China (CN): FunPlus Phoenix, Nova Esports, Bilibili Gaming
- Pacific: Paper Rex, Gen.G
- Americas: G2 Esports
Formatnya sederhana tapi kejam. Group stage round-robin, setiap tim ketemu empat lawan. Empat teratas lanjut ke playoff. Sisanya? Pulang lebih awal.
Dari sini saja sudah kelihatan: ini bukan turnamen buat coba-coba. Semua tim datang dengan draft serius, agent pool rapi, dan tempo pertandingan yang sudah mendekati level VCT resmi.
Group Stage: Gen.G Sempurna, Paper Rex Jalan Terjal
Di fase grup, Gen.G tampil seperti mesin. Empat pertandingan, empat kemenangan. Rekor 4-0. Bahkan ketika nyaris tergelincir melawan Paper Rex, mereka tetap keluar sebagai pemenang.
FunPlus Phoenix jadi kejutan. Kembalinya sScary langsung berdampak besar. FPX menutup grup dengan rekor 3-1, termasuk kemenangan penting atas Paper Rex dan G2.
Paper Rex sendiri finis dengan 2-2. Tidak buruk, tapi juga tidak dominan. Bersama G2 Esports, mereka mengamankan tiket playoff di posisi aman, meski harus melewati jalan yang lebih berat.
Nova Esports dan Bilibili Gaming harus mengakui level kompetisi. Keduanya tersingkir lebih awal tanpa satu pun tiket playoff.
Playoff Gauntlet: Jalur Sulit untuk Paper Rex
Empat tim lolos kemudian ditempatkan dalam format gauntlet bracket, format yang tidak memberi banyak ruang untuk salah langkah.
Susunannya:
- Gen.G: langsung ke grand final
- FPX: menunggu di semifinal
- Paper Rex vs G2: perempat final
Artinya, kalau Paper Rex mau juara, mereka harus menang tiga pertandingan beruntun tanpa jeda panjang. Tekanan mental? Jelas. Tapi justru di sinilah karakter tim diuji.
Quarterfinal: Jinggg Unjuk Gigi, G2 Kembali Tumbang
Perempat final mempertemukan Paper Rex dengan lawan yang sudah akrab: G2 Esports. Dan seperti dua pertemuan sebelumnya di tahun ini, hasilnya masih sama.
Dua map awal berjalan ketat. Kedua tim saling tukar pukulan, skor tipis, eksekusi rapi. Tapi di map penentuan, ceritanya berubah drastis.
Jinggg benar-benar mengambil alih permainan. Menggunakan Phoenix, ia tampil agresif, percaya diri, dan tanpa ragu masuk ke duel krusial. G2 dibuat tidak berkutik.
Paper Rex menutup laga dengan kemenangan meyakinkan. Tiket semifinal di tangan.
Semifinal: FPX Dipatahkan Tanpa Banyak Drama
Di semifinal, Paper Rex berhadapan dengan FPX yang sebelumnya tampil solid di grup. Banyak yang memprediksi laga ketat. Kenyataannya? Tidak sepenuhnya.
Paper Rex tampil efisien dan disiplin. Tidak terburu-buru, tidak overplay. Dua map diselesaikan dengan cepat. Skor 2-0, bersih.
Kemenangan ini mengantar Paper Rex ke grand final, sekaligus membangun momentum yang sangat penting. Dari tim yang lolos dengan rekor 2-2, kini mereka tinggal satu langkah dari trofi.
Dan di depan mereka, berdiri Gen.G.
Grand Final: Paper Rex Kalahkan Gen.G, Kutukan Dipatahkan

Masuk ke grand final, narasinya jelas. Enam pertemuan terakhir, enam kali Gen.G menang atas Paper Rex.
Statistik tidak berpihak. Tekanan jelas ada.
Map pertama kembali dimenangkan Gen.G. Banyak yang mulai berpikir: “ini bakal terulang lagi.”
Tapi di situlah cerita berubah.
Paper Rex bangkit. Bukan dengan panik, tapi dengan kontrol. Tiga map berikutnya mereka kuasai penuh. Mid-round decision matang, utilitas efisien, dan duel krusial dimenangkan.
d4v41 tampil luar biasa sepanjang final. Konsisten, tenang, dan selalu hadir di momen penting. Tidak heran kalau ia akhirnya dinobatkan sebagai MVP turnamen.
Skor akhir menegaskan segalanya:
Paper Rex kalahkan Gen.G dan keluar sebagai juara Radiant International Invitational 2025.
Debut Invy: Adaptasi Cepat, Dampak Nyata
Satu hal yang tidak bisa dilewatkan: debut invy.
Masuk sebagai wajah baru, ekspektasinya jelas tinggi. Tapi alih-alih terlihat canggung, invy justru menyatu dengan cepat.
Posisi, komunikasi, dan timing-nya rapi. Ia tidak mencoba mencuri spotlight, tapi selalu hadir untuk menopang struktur tim. Dalam turnamen sekelas ini, itu nilai besar.
Debutnya langsung berujung trofi. Tidak banyak pemain yang bisa mengklaim hal serupa.
Konsistensi Paper Rex Jelang VCT 2026

Buat slotmania yang mengikuti skena kompetitif, kemenangan ini bukan sekadar piala. Ini adalah indikator.
Paper Rex membuktikan bahwa performa mereka tidak turun pasca musim 2025 yang sukses. Justru sebaliknya, mereka terlihat semakin matang. Dengan VCT Kickoff 2026 tinggal sebulan lagi, kemenangan ini memberi pesan jelas ke semua rival.
Paper Rex siap bertarung. Dan kali ini, mereka datang dengan momentum.
Alarm Dini untuk Skena VALORANT Global
Radiant Invitational 2025 mungkin “hanya” turnamen pra-musim. Tapi hasilnya tidak bisa dianggap enteng. Paper Rex kalahkan Gen.G di panggung besar, dengan tekanan tinggi, dan melakukannya secara meyakinkan.
Buat gamers di Situs Maniaslot, ini adalah salah satu cerita esports terbaik di penghujung tahun. Soal konsistensi, adaptasi, dan mental juara.
Kalau kamu merasa artikel ini relate dan layak dibahas, jangan ragu buat share ke teman atau komunitas kamu. Diskusi kecil bisa jadi obrolan panjang.
Dan satu hal yang pasti: kalau Paper Rex main seperti ini di VCT 2026, banyak tim harus siap-siap angkat alis lebih awal.
Karena Paper Rex bukan cuma menang.
Mereka mengirim pesan.
