Dalam beberapa tahun terakhir, mobile gaming makin meroket. Dari pemain kasual sampai slotmania yang tiap hari login di Website Maniaslot Official buat cek update esports, semua sekarang punya kebiasaan baru: main game di HP. Tapi di tengah kemajuan itu, ada tiga penyakit lama yang nggak kunjung sembuh kontrol yang ribet buat genre tertentu, baterai cepet habis, dan satu masalah paling ngeselin: game tiruan yang bertebaran kayak rumput liar. Dan kali ini, penyakit itu menyerang IP besar dengan tajuk Silent Fear: Last Stop.
Yup, benar. Game survival horror terbaru Konami Silent Hill f, yang tampil memukau dan jadi salah satu rilis terkuat tahun 2025, tiba-tiba… ditiru mentah-mentah di perangkat iOS.
Nama game tiruannya adalah Silent Fear: Last Stop. Kedengarannya seperti nama hasil generator AI yang disetting “horor Jepang” dan “bikin merinding tapi murah.”
Tapi kalau cuma namanya saja, mungkin orang masih maklum. Masalahnya lebih dalam dari itu.
Silent Fear: Last Stop Game Ini “Nyolong” Visual Silent Hill f

Menurut laporan dari Game Spark, game Silent Fear: Last Stop ini dikembangkan oleh seseorang bernama Khail Al Yamama. Ia bahkan secara terang-terangan memakai key visual Silent Hill f sebagai poster utama gamenya di App Store.
Dan lebih lucu lagi, atau bahkan tragis? visual itu terlihat jelas dibuat dengan AI. Teksturnya aneh, anatominya ngaco, dan detailnya seperti karakter NPC yang nggak pernah tidur.
Tapi yang paling parah?
Screenshot gameplay-nya.
Screenshot yang dipajang di App Store ternyata bukan dari gamenya.
Bahkan bukan hasil tiruan.
Itu screenshot langsung dari video gameplay Silent Hill f yang beredar di YouTube.
Lengkap dengan watermark channel orang lain.
Kalau ini bukan “game tiruan,” kita nggak tahu mau nyebut apa lagi.
Apple & Konami: Kok Bisa Nggak Gerak?
Sampai artikel ini dirilis, baik Konami maupun Apple belum mengambil tindakan apapun.
Di saat industri begitu ketat terhadap microtransaction, lootbox, bahkan rating konten, entah kenapa game yang jelas-jelas menyalahi hak cipta bisa lolos rilis di App Store tanpa hambatan.
Lebih gila lagi, game itu sudah ada sejak 2 Oktober 2025, cuma seminggu setelah Silent Hill f resmi rilis.
Dan ya, benar.
Game ini dibanderol sebagai game berbayar.
Bayangkan, slotmania disuruh bayar untuk game yang bahkan gameplay-nya aja bukan milik developernya.
Tanpa Pembatasan Game Tiruan, Industri Mobile Bisa Makin Toxic

Fenomena seperti ini bukan baru pertama kali terjadi. Tapi kasus Silent Fear: Last Stop jadi contoh paling jelas bahwa industri mobile masih butuh pembatasan game tiruan dan regulasi yang tegas.
Mari kita lihat beberapa masalahnya:
- Store masih kurang ketat dalam kurasi konten.
Aplikasi asal-asalan dengan asset curian masih bisa lolos seleksi.
- Developer kecil yang serius jadi korban.
Di antara banyak developer indie jujur, ada oknum yang merusak reputasi seluruh ekosistem.
- Konsumen dibikin bingung.
User awam bisa salah beli dan merasa tertipu.
- Merusak brand game original.
Silent Hill f yang lagi hype malah dikacaukan oleh game bajakan.
- Monetisasi semakin barbar.
Bayangkan game tiruan yang berbayar + AI asset + screenshot bajakan = cuan instan tanpa usaha.
Di platform sebesar Apple, kejadian seperti ini seharusnya mustahil terjadi… kan?
Tapi ternyata tidak.
Perlu Pembatasan Game atau Kreativitas Bebas?
Di komunitas Maniaslot Official dan forum-forum Maniaplay, muncul dua kubu besar terkait isu ini:
Kubu Kontra: “Pembatasan Game Tiruan Harus Ketat.”
Mereka berpendapat:
- hak cipta developer harus dilindungi
- game tiruan bikin industri makin toxic
- Apple harus perketat filter rilis game
- developer yang curi asset harus kena sanksi keras
Menurut mereka, tanpa regulasi, game mobile cuma akan dipenuhi sampah digital.
Kubu Pro Silent Fear: “Nggak Usah Terlalu Ketat Biarkan Pasar Menilai.”
Mereka bilang:
- game tiruan itu bagian dari kreativitas
- beberapa tiruan justru lebih bagus dari original
- pembatasan akan mematikan developer kecil
- user harus lebih pintar memilih
Di sisi tertentu, argumen ini ada benarnya. Pasar memang sering jadi penentu. Game bagus naik, game abal-abal hilang sendiri.
Tapi kalau sudah sampai level mencuri screenshot?
Memangnya masih bisa disebut “kreativitas”?
Fenomena Silent Fear Ini Cermin dari Masalah Lebih Besar
Kasus Silent Fear: Last Stop bukan sekadar drama kecil di App Store.
Ini adalah bukti bahwa:
- ekosistem mobile belum siap jadi platform gaming utama
- regulasi pembatasan game tiruan masih sangat minim
- developer bisa “nakal” dan lolos tanpa kontrol
- store mobile lebih peduli monetisasi daripada kualitas
Dan kalau masalah ini nggak ditangani, industri mobile bisa kembali terjebak stigma lama:
surga game tiruan.
Fenomena game tiruan Silent Hill f ini jadi panggung debat besar antara:
- Kubu yang pro pembatasan game tiruan, demi melindungi developer dan kualitas industri
- Kubu yang anti pembatasan, demi kebebasan kreativitas dan ruang untuk developer kecil
Nah sekarang, giliran lo, para pembaca setia slotmania dan komunitas Maniaplay:
Lo lebih dukung yang mana?
- Pembatasan game tiruan harus diperketat?
atau - Biarkan semua game rilis bebas, biar pasar yang menentukan?
Tulis pendapat lo.
Biar kita lihat, mana kubu yang lebih kuat?
🔥 Menurut kalian para slotmania… perlu nggak sih pembatasan game seperti ini?
